Jumat, 26 Oktober 2007
Sajak-sajak Syaiful Bahri [kita kemasi cinta yang jatuh]
Sumber: Riau Pos, 21 Oktober 2007


kita kemasi cinta yang jatuh


aku menemukanmu terjatuh dari jembatan

dengan luka airmata di sekujur tubuhmu yang ranum

membangkitkan gelora jantanku untuk memburu berahi bukan

hingga kutemukan lagi sepasang kunangkunang malam

untuk melepas deru dendam pada bulan

saat bintangbintang mampir di sebuah kuburan

memetik bulan dari cecabang kamboja rindang


hei, ada cinta yang kau payungi karena kehujanan

kebasahan seluruh rindu yang belum selesai kita bingkai

kau lepaskan saja singletmu yang bertuliskan namaku

lalu sembunyikan dalam brankas agar terhindar dari debu cemburu

tersebab cinta ini telah usai menemukanmu.


pku\10\’07




cinta: batubatu bisu


duhai puisi, dengarlah, aku akan pergi sebentar

menanggalkan setumpuk renjana

yang bergelora dari file yang tersimpan di benak ini

sejak aku merasa terbuang

karena sembunyikan selembar cintamu

dari ruap rindu yang buncah


dan akan kutinggalkan kesetiaan

untuk mencari makna amarah yang padam

karena engkau terus menghalangi

kumasuki lembah, menikam labirin

sambil memandang cahaya bulan

yang disensor aroma hujan


langit melukis senja dari rona matahari

bintangbintang mati

sepasang bulan pergi

merasuki dendam dari amarahmu

yang terus membatu

jelma ruangruang sempit

menghimpit nasib yang semakin buncit


pku\09\’07\



demam hujan puisi


bulirbulir hujan datang selepas petang sambil membawa kompang dan jembalang untuk menuai badai karena cemburu melepas lentera di sebuah ranjang katakata yang muram yang dipenuhi angin putingbeliung mengitari resah lalu melukis sabit di separuh lehermu yang jenjang.


pku\10\’07\



ada yang terhimpun di bola matamu


ada yang terhimpun di bola matamu

sebentuk dendam sekeranjang asmara

dari amuk kubur batu yang dinyalakan bara cinta

sejak musim gugur jatuh di ujung rambut

mungkin karena kau hirup bunga asmara

yang datang mengabadikan warna bunga

pada segelas anggur di bawah lampu berkedipkedip


maka bebaskanlah ingatan yang kau pasang di kepala

agar cumbu rayu kita terbang bersama angin

menembus lintas batas ruang dan waktu

di ruap tubuhmu yang peka

hingga kita mampu bersamasama

alirkan keinginan sampai kedasa penguasa

berkelindan menghadap pencipta

karena kita sedang membangun selaput asmara


pku\10\’07\




kesucian


aku nyatakan bahwa suci itu benar-benar murni

dari ramadhan yang datang secepat gemuruh

akupun singgah di simpang kebimbangan

meninggalkan noktah pada seratus kisah dalam dongeng

untuk membuka lagi lembaran baru

dengan sejuta makna dari kitabkitab abadi

juga dari mantera yang bergumam setiap mimpi


ini minggu ke tiga dari bulan yang ganjil

mengalirlah kalimat paling taubat sejak pagi

menunggu ampunan turun di bumi

dan membawa sekeranjang dosa itu

untuk ditukar dengan sekantong doa

karena telah lama hanya ada mantera tak bermakna

yang menemani sepanjang senja

juga lelah usia yang semakin renta


pku\’07\

posted by Komunitas Riak Siak @ 23.59  
0 Comments:
Posting Komentar
<< Home
 
"riak siak riak kata/ mengalir ke muara karya/ imaji sedalam-dalamnya/ tak surut dilekang usia"
Logo

Tentang Riak Siak

    Komunitas Riak Siak adalah komunitas sastra yang dibangun oleh segelintir penulis muda Pekanbaru yang sedang gelisah berkarya. Komunitas yang dideklarasikan tanggal 4 Agustus 2007 dini hari, di bawah jembatan Leighton, tepi sungai Siak, ini memiliki kegiatan diskusi sastra, pembelajaran penulisan kreatif dan penerbitan. Komunitas ini juga bersifat independen dan terbuka bagi siapa saja yang ingin berpartisipasi atau merenangi kedalamannya, seperti sungai yang bebas direnangi dan dilayari. Deklarator Komunitas Riak Siak: 1. M Badri (Penyair, Cerpenis) 2. Sobirin Zaini (Penyair, Cerpenis) 3. Syaiful Bahri (Penyair) 4. Dien Zhurindah (Penyair)
Menu
Pelabuhan
Dermaga Deklarator

Pesan Tamu

Detak Siak
Penunggu Sungai
*****

template design by isnaini.com

BLOGGER

content design by negeribadri