Minggu, 23 September 2007
Sajak-sajak Dien Zhurindah [Adakah]

Sumber: Riau Mandiri, 02 September 2007

ADAKAH

Adakah Engkau hadirkan mentari
ketika rinai hujan menidurkan egoku
dan aku terbangun duluan
sebelum Engkau menitipkan pada bayu
untuk menerbangkan imajiku
dimana Engkau tempatkan istana megah-Mu
sedangkan pondokku
telah dihiasi pucuk-pucuk ilalang
yang menumpuk di kaki kayuku yang melapuk

Adakah Engkau hadirkan bintang
ketika aku tak lagi memimpikan bulan
dan aku terjaga duluan
sebelum Engkau menitipkan pada bayu
untuk menerbangkan imajiku
dimana Engkau letakkan purnama-Mu
sedangkan pondokku hanya dihiasi kegelapan
karena pelita telah enggan jadi pajangan

Adakah Engkau hadirkan mentari
adakah Engkau hadirkan bintang
adakah?
sedangkan aku ingin
hanya Engkau yang menguasai imajiku

Pekanbaru, pagi bisu ‘07


KEHILANGAN

Pecah lagi gelisah
ketika wajah pengusung seribu tingkah
yang pernah singgah
bergegas menyusun langkah
kubuang sajakah sepasang sepatu
yang sengaja kau tinggalkan di depan pintu
atau kubiarkan saja di situ
berdebu digauli zaman dan waktu

Terkadang pagi
aku masih saja menyeduh kopi
dari cangkir yang menjelma menjadi bibir
ah, aku menghela nafasmu
yang khas aroma cerutu
tergesa aku menuju pintu
sepasang sepatu pada posisi lalu
usang dan berdebu

Kunikmati rumah sepi penghuni
hanya ditemani sepasang sepatu tanpa kaki
barangkali, kini aku kehilangan makna lelaki

Pekanbaru, pagi bisu ‘07


WAJAH

Belajar melukis, aku hanya mampu mencipta garis-garis
padahal aku ingin menggambar wajahmu
memberi rona pada lekuk yang sempurna
hingga kanvas usang
bernilai dan indah dipandang

Terkantuk-kantuk, tapi aku harus terus duduk
detik-detik kutahan, agar pelan-pelan berjalan
lukisan ini masih setengah badan
padahal ulang tahunmu bulan depan
Akhirnya lukisan wajahmu selesai juga
agar utuh kutambahi tubuh
sebentar, aku harus menukar warna latar
ku ingat, kau berkhianat pada hitam pekat
dan memilih mendidihkan putih

Wah…
ulang tahunmu meriah
sebagai hadiah kuberi lukisan wajah
ah maaf, wajahmu salah
aku tak teliti
telah menggambar wajahku sendiri
Janganlah marah, bukankah kita biasa bertukar wajah?

Pekanbaru, pagi bisu ‘07

posted by Komunitas Riak Siak @ 01.05  
0 Comments:
Posting Komentar
<< Home
 
"riak siak riak kata/ mengalir ke muara karya/ imaji sedalam-dalamnya/ tak surut dilekang usia"
Logo

Tentang Riak Siak

    Komunitas Riak Siak adalah komunitas sastra yang dibangun oleh segelintir penulis muda Pekanbaru yang sedang gelisah berkarya. Komunitas yang dideklarasikan tanggal 4 Agustus 2007 dini hari, di bawah jembatan Leighton, tepi sungai Siak, ini memiliki kegiatan diskusi sastra, pembelajaran penulisan kreatif dan penerbitan. Komunitas ini juga bersifat independen dan terbuka bagi siapa saja yang ingin berpartisipasi atau merenangi kedalamannya, seperti sungai yang bebas direnangi dan dilayari. Deklarator Komunitas Riak Siak: 1. M Badri (Penyair, Cerpenis) 2. Sobirin Zaini (Penyair, Cerpenis) 3. Syaiful Bahri (Penyair) 4. Dien Zhurindah (Penyair)
Menu
Pelabuhan
Dermaga Deklarator

Pesan Tamu

Detak Siak
Penunggu Sungai
*****

template design by isnaini.com

BLOGGER

content design by negeribadri