Sumber: Riau Mandiri, 02 September 2007 ADAKAH
Adakah Engkau hadirkan mentari ketika rinai hujan menidurkan egoku dan aku terbangun duluan sebelum Engkau menitipkan pada bayu untuk menerbangkan imajiku dimana Engkau tempatkan istana megah-Mu sedangkan pondokku telah dihiasi pucuk-pucuk ilalang yang menumpuk di kaki kayuku yang melapuk
Adakah Engkau hadirkan bintang ketika aku tak lagi memimpikan bulan dan aku terjaga duluan sebelum Engkau menitipkan pada bayu untuk menerbangkan imajiku dimana Engkau letakkan purnama-Mu sedangkan pondokku hanya dihiasi kegelapan karena pelita telah enggan jadi pajangan
Adakah Engkau hadirkan mentari adakah Engkau hadirkan bintang adakah? sedangkan aku ingin hanya Engkau yang menguasai imajiku Pekanbaru, pagi bisu ‘07
KEHILANGAN
Pecah lagi gelisah ketika wajah pengusung seribu tingkah yang pernah singgah bergegas menyusun langkah kubuang sajakah sepasang sepatu yang sengaja kau tinggalkan di depan pintu atau kubiarkan saja di situ berdebu digauli zaman dan waktu
Terkadang pagi aku masih saja menyeduh kopi dari cangkir yang menjelma menjadi bibir ah, aku menghela nafasmu yang khas aroma cerutu tergesa aku menuju pintu sepasang sepatu pada posisi lalu usang dan berdebu
Kunikmati rumah sepi penghuni hanya ditemani sepasang sepatu tanpa kaki barangkali, kini aku kehilangan makna lelaki
Pekanbaru, pagi bisu ‘07
WAJAH
Belajar melukis, aku hanya mampu mencipta garis-garis padahal aku ingin menggambar wajahmu memberi rona pada lekuk yang sempurna hingga kanvas usang bernilai dan indah dipandang
Terkantuk-kantuk, tapi aku harus terus duduk detik-detik kutahan, agar pelan-pelan berjalan lukisan ini masih setengah badan padahal ulang tahunmu bulan depan Akhirnya lukisan wajahmu selesai juga agar utuh kutambahi tubuh sebentar, aku harus menukar warna latar ku ingat, kau berkhianat pada hitam pekat dan memilih mendidihkan putih
Wah… ulang tahunmu meriah sebagai hadiah kuberi lukisan wajah ah maaf, wajahmu salah aku tak teliti telah menggambar wajahku sendiri Janganlah marah, bukankah kita biasa bertukar wajah? Pekanbaru, pagi bisu ‘07 |